Tugas selanjutnya adalah memuat poster untuk tugas akhir UAS yang bertema tentang sampah.
Nama : Ninda Prisliyani
NIM : 12513003
Minggu, 07 Juli 2013
Filtrasi
a. Fitting
Fitting merupakan bagian ujung dari suatu pipaatau bagian yang berfungsi sebagai belokan dan penghubung.
b. Pipa
c. Bak Filtrasi
Pipa Air
Bak Penampungan Air
Tampak Depan
Tampak Atas
Tampak Belakang
Minggu, 30 Juni 2013
Perkembangan dan Peradaban Islam di India
BAB
1
A. Latar
Belakang
India merupakan salah satu Negara di kawasan Asia
Selatan yang terletak di Anak Benua India. India merupakan negara terbesar
ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis dan memiliki jumlah penduduk
hampir 1 milyar. Mayoritas penduduk merupakan pemeluk dari agama Hindu, salah
satu Raja terkenalnya adalah Raja Ashoka (273- 232 SM) dari Kerajaan Maurya.
Masuknya Islam ke India menandai kemunduran dari perkembangan Hindu di India.
Masuknya Islam di India pada mulanya di kenalkan oleh
Umar bin Khatab pada abad ke-7 M, yang kemudian diteruskan oleh Khalifah
Arrasydin dengan cara damai. Perbedaan cara Islamisasi oleh pemerintahan bani
Umayah yang berpusat di Damaskus, dengan cara mengirim Pasukan Islam ke India.
Pada Abad ke- 13 hingga 15 M agama Islam berkembang dengan pesat di India,
dengan bukti adanya kerajaan-kerajaan Islam di India dan bangunan-bangunan
tempat ibadah.
Sebelum agama Islam lahir di Arab, antara bangsa Arab
dengan bangsa India sudah saling mengenal. Dengan bukti adanya peninggalan
pedang Arab yang disebut”Saif Muhannad” artinya pedang yang di tempa secara
India. Setelah runtuhnya Kerajaan Moghul yang merupakan masa kegemilangan Islam
di India, muncul bangsa Barat yang menancapakan Imperalisme dan Kolonialisme di
India. Bangsa Barat yang datang ke India meliputi para pedagang Belanda,
Prancis, Inggris dan Portugis. Pada perkembangan selanjutnya India menjadi
jajahan dari Inggris, India meraih kemerdekaan dari Inggris pada 15 Agustus
1947 dan menjadi Republik 26 Januari 1950. India merupakan bagian dari rute
perdagangan yang sangat penting dan bersejarah.
B. Rumusan
Masalah
a. Sejarah
masuknya islam di India
b. Peradaban
dan pemerintahan Islam di India
c. Gerakan
islam dan pemikiran para tokoh di India
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah masuknya islam di India
India yang berpenduduk 871 juta jiwa
(tahun 1990), sebanyak 11,4% menganut ajaran Islam. Di sepanjang sejarahnya
masyarakat muslim India meski merupakan kelompok minoritas, namun memberikan
sumbangan peradaban yang sangat berarti bagi dunia. Peranannya dapat dilihat
dari beberapa sejak sebelum Kerajaan Mogul, masa kekuasaan Kerajaan Mogul, masa
penjajahan Inggris dan masa kontemporer hingga sekarang. Masyarakat muslim
mulai masuk anak benua India sejak abad pertama hijriyah berlangsung secara
bergelombang, orang-orang Arab masuk sekitar abad kedelapan, orang-orang Turki
mulai masuk abad keduabelas dan orang-orang Afghan masuk abad keenambelas.
Khalifah Umar bin Khattab
memerintahkan ekspedisi pada tahun 643, sepeninggal khalifah orang-orang Arab
membuka jalan dengan menguasai Bakra di Baluchistan. Pada masa Bani Umayyah di
bawah panglima Muhammad bin Qasim melanjutkan ekspedisi dan menguasai Sind dan
mulai tahun 871 kaum muslimin mulai menetap di sana. Mahmud Gaznawi tahun 1020
mengembangkan pengaruhnya dan mampu mengajak raja-raja setempat dalam Islam.
Sepeninggal Mahmud Gaznawi muncul
dinasti kecil seperti Mamluk, Khalji, Tugluq dan terakhir dinasti Lody yang
didirikan Bahlul Khan Lody. Ketika terjadi kekacauan di negerinya, raja
mengundang Zahiruddin Muhammad Babur dari Kabul yang di kemudian hari berhasil
mendirikan Kerajaan Mogul tahun 1526. Sepeninggal Babur Mogul dipimpin putranya
Humayun namun kalah menghadapi Bahadur Syah dari Gujarat, baru 15 tahun kembali
berkuasa dan meninggal dunia setahun kemudian.
Akbar Khan menggantikan dan
memerintah 49 tahun sehingga puncak masa kejayaan dapat diraih setelah berhasil
mempersatukan daerah, golongan dan agama di India. Mogul di masa jayanya
berhasil membangun peradaban bahkan menjadi negara adikuasa dengan menguasai
beberapa wilayah. Luasnya membentang meliputi Kabul, Lahore, Multan, Gujarat,
Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Melwa, Bihar, Bengal, Kandes, Berar, Ahmadnagar,
Ousra, Bajipur, Galkanda, Tajore dan Trichinopoli.
Dalam bidang ekonomi umat Islam di Mogul berhasil mengekspor sejumlah
produk ke Eropa. Sedang dalam bidang pendidikan dan ilmu Mogul berhasil
mencapai prestasi cemerlang. Mereka membangun masjid, madrasah dan
perpustakaan. Pengajaran terdiri berbagai ilmu seperti logika, filsafat,
geometri, geografi, sejarah, politik dan matematika. Di masdrasah pelajaran
meliputi ilmu tafsir, hadis, fiqih. Sedang perpustakaan di Agra mengoleksi
lebih 24 ribu buku. Sekolah tinggi terkemuka dibangun pada masa itu. Dalam
bidang arsitektur berkembang sangat mengagumkan, banyak bangunan indah yang
dihasilkan pada masa pemerintahan Mogul. Benteng Merah menjadi salah satu
bangunan megah, selain bangunan masjid, istana dan makam para pembesar
kerajaan. Puncak karya arsitektur paling tinggi ketika itu yang dapat
disaksikan hingga hari ini adalah Taj Mahal.
Taj Mahal yang di dalamnya berdiri bangunan masjid, satu dari tujuh
keajaibah dunia. Bangunan indah dan megah itu sumbangan peradaban masyarakat
muslim, sebuah karya arsitektur yang sangat tinggi.
Taj Mahal yang dibangun Syah Jehan Raja Mogul V untuk menghormati istrinya
Arjuman Banu Begum atau Mumtaz Mahal, terletak di pinggir Sungai Yamuna, Agra,
India sekitar 190 kilometer dari New Delhi. Istana pilihan yang di dalamnya
terdapat makam mulai dibangun tahun 1632 dengan mempekerjakan 20.000 orang,
total biaya mencapai 40 juta rupee. Bangunan inti selesai tahun 1643 dan secara
keseluruhan selesai tahun 1654.
Taj Mahal menjadi lambang kejayaan Dinasti Mogul, stabilitas di tengah
penduduk yang majemuk namun kepemimpinan raja bijak, meski menganut ajaran
Islam tapi tetap memberikan hak hidup terhadap beragam agama dan keyakinan.
Syah Jehan mewarisi kebijakan pendahulunya dalam kepemimpinan sehingga tampil
sebagai pemimpin yang sukses.
Taj Mahal merupakan gabungan berbagai arsitektur yang berkembang zaman itu,
perpaduan karya arsitek terkemuka yang mengadopsi corak bangunan dari India,
Pesia dan Asia Tengah. Konsultan pembangunan didatangkan dari Turki, Ustadz Isa
seorang arsitek terkemuka ketika itu. Sebuah kerja yang mengagumkan sehingga
mendatangkan kekaguman di sepanjang zaman melintasi batas ruang dan waktu.
Kompleks Taj
Mahal berbentuk bujur sangkar, membujur dari utara ke selatan terdiri tiga
bagian. Di tengah terdapat taman bungan dengan kolam air mancur yang sangat
menawan. Antara satu bagian dengan lainnya dibatasi bidang empat persegi
panjang. Pintu gerbang di bagian selatan dan mausoleum sebagai bangunan utama
dilingkupi dua bangunan simetris. Di bagian barat terdapat masjid dan timur ruang
jawaban.
Mausoleum berbentuk segi delapan dan
di atasnya ditutup kubah, tinggi bangunan tujuh meter dan puncak kubahnya
mencapai 26 meter. Dinding bagian dalam dilapisi batu pualam warna kemerah-merahan
dan di bagian luar sudut-sudutnya terdapat menara yang menjulang tinggi.
Bangunan masjid dan ruang jawaban dibuat menghadap mausoleum, bahan bangunan
untuk masjid terdiri pasir dan marmer yang disusun sesuai keindahan dekoratif.
Masjid di bagian dalam Taj Mahal hingga sekarang masih digunakan masyarakat
muslim untuk menunaikan shalat Jumat.
Sepeninggal
Aurangzeb tahun 1707 Mogul mengalami masa surut sangat cepat, banyak peperangan
dan persaingan dari dalam istana sehingga menjadikan musuh-musuh
mengincar. Kaum penjajah dari Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda dan Portugis
mulai mencapkan pengaruhnya di India.
Inggris
datang ke India semenjak permulaan abad XVII sebagai pedagang dengan
angkatannya yang bernama "The East India Company." Mengetahui
pertentangan-pertentangan antara sesama wilayah bawahan kesultanan Islam di
satu pihak, dan antara Kesultanan Islam dan bekas kerajaan Hindu sebagai
taklukannya di pihak lain, akhirnya bangsa Inggris melaksanakan politik mengail
di air keruh. Selera mereka tumbuh hendak menguasai wilayah, terutama di
sekitar pabrik-pabrik yang telah mereka dirikan.
Dengan politik adu domba yang lihai, mereka berhasil. Madras dikuasai pada
tahun 1639. Kota Bombay tahun 1660 jatuh pula ke tangan mereka. Demikianlah selanjutnya
dengan kekuatan bedil, politik adu-domba dan senjata uang, dilumpuhkannya
kekuasaan hakiki kesultanan Islam Mongol. Walupun sesekali memberontak, tetapi
tetap bisa dikalahakan oleh Inggris. Hal yang sama diderita pula oleh raja-raja
Hindu, seperti kerajaan Maratha, yang mencoba melawan Inggris pada tahun
1817-1818
Meski di bawah kekuasaan penjajahan Inggris, namun
muncul pemikiran dari tokoh-tokoh masyarakat muslim untuk memperjuangkan
kemajuan umat Islam. Pembaruan pemikiran, pemurnian ajaran Islam dan gagasan
untuk melepaskan dari kaum penjajah terus berlangsung. Syah Waliullah, Sayid
Ahmad Khan, Sayid Amir Ali, Muhammad Iqbal, Mohammad Ali Jinah, Abdul Kalam
Azad dan sejumlah tokoh lain membangkitkan umat Islam India.[1]
Di bawah ini pemakalah paparkan beberapa tokoh pemikir islam yang
berkembang di india beserta gerakannya yang hidup dan dikenang sampai sekarang
ini.
B.
Peradaban dan pemerintahanIslam di India
Peletak
dasar dinasti Islam di India adalah Kutbu’ddin Aibak (1206-1211), yang berhasil
mendirikan kerajaan Islam di India yang merdeka.[28] Setelah merasa cukup kuat untuk
mendirikan kekuasaan di India, pada tahun 1206 ia mendirikan Kesultanan Delhi
di India yang berhasil dipertahankan hingga1290. Dinasti keturunan Aibak sering
disebut dinasti keturunan hamba-hamba raja, karena Aibak sendiri bukanlah keturunan
raja. Sultan Balban adalah raja terakhir dinasti keturunan hamba-hamba raja.
Dia tidak meninggalkan keturunan dan pemerintahan Kesultanan Delhi selanjutnya
diambil alih oleh dinasti raja-raja keturunan Khilji (1290-1321), kemudian
dilanjutkan raja-raja keturunan Tughlak (1321-1399), dinasti para Sayid
(1414-1451), dan dinasti raja-raja keturunan Lodi (1451-1526), kemudian yang
terakhir adalah dinasti Dinasti Moghul. Pergantian pemerintahan para raja yang
berkuasa di Delhi tidak mulus begitu saja, tetapi sering terbentur pertumpahan
darah dan saling menjatuhkan. Keturunan ketiga keluarga Lodi adalah Sultan
Ibrahim Lodi (1517-1526) yang dianggap oleh beberapa pembesar kerajaan kurang
cakap memerintah. Paman Ibrahim Lodi yang bernama Dhaulad Khan dan Alam Khan
menjalin kerjasama dengan bangsa Mongol Sultan Babar dari Kabul (timur
Afghanistan) untuk menjatuhkan Ibrahim Lodi. Kelompok Sultan Babur ini telah
lama masuk Islam, dan mereka ahli dalam melakukan peperangan.
Sultan
Babar/Babur adalah seorang keturunan bangsa Turki (pihak ayah) dan bangsa
Padang Pasir Lodi/ Jengis Khan (pihak ibu). Sebagai seorang keturunan Mongol,
Babar memiliki sifat bawaan pemberani dan ahli dalam perang. Ia berpandangan
bahwa India akan berhasil dibangun menjadi imperium yang kuat mengingat
kekayaan yang dimilikinya. Pada saat Babur berkuasa di Kabul, situasi di India
sedang dalam masa kekacauan pada masa pemerintahan Ibrahim Lodi. Kesempatan ini
sebagai pintu bagi Babur untuk merealisasikan impiannya memperluas imperium
sampai di India. Sultan Babur segera menyiapkan pertempuran untuk menjatuhkan
raja Lodi. Pada tahun 1526 terjadi pertempuran besar di kota Panipat. Sultan
Ibrahim Lodi dapat dikalahkan oleh tentara Sultan Babur, dan berakhirlah
kerajaan Delhi. Sultan Babar kemudian mendirikan kerajaan Moghul dan
pemerintahannya terkenal dengan nama kesultanan Moghul dengan ibu kotanya di
kota Agra.
1.
Perkembangan Politik Kerajaan Moghul
a.
Pemerintahan Babur
Kesultanan
Moghul adalah Dinasti Islam yang terbesar dan terakhir di India. Setelah
mengalahkan Ibrahim Lodi, Babur membangun stabilitas politik dan memperkuat
angkatan perang serta melakukan penetrasi. Sampai tahun 1529 wilayah kekuasaan
Moghul sangat luas mulai dari Turkestan sampai Teluk Bengala. Artinya
daerah-daerahpenting telah ada di bawah kekuasaan Moghul. Walaupun demikian
Babur belum dapat dikatakan berhasil mengausai seluruh India.
b.
Pemerintahan Humayun
Pada tahun
1530 Babur meninggal meninggalkan dua putra yakni Humayun dan Kamran. Humayun
naik tahta menggantikan ayahnya dengan menghadapi berbagai persoalan gerakan
desintegrasi dan ancaman usaha menjatuhkan kekuasaannya termasuk dari
saudaranya sendiri. Waktunya lebih banyak untuk menyelesaikan masalah-masalah
tersebut. Ancaman paling berat adalah dari Afghanistan. Kekuatan besar
disiapkan untuk menghadapi Sher Khan (dari Afghanistan) yang berusaha merebut
Agra. Humayun sempat menyingkir dari Agra, dan dengan bantuan Shah Thomas dari
Persia Humayun berhasil menguasai Kabul kembali, kemudian Agra juga berhasil
direbut tahun 1555. Humayun mempunyai putra bernama Akbar yang lahir semasa
pelarian (1542). Pada tahun 1556 Akbar menggantikan Humayun yang kemudian
terkenal sebagai sultan yang gagah berani dan memiliki prestasi tinggi.
2.
Pemantapan politik Sultan Akbar
Sultan Akbar
menghadapi persoalan kerajaan yang amat rumit. Dia berprinsip bahwa kekuatan
negara terletak pada tentara dan administrasi6. Berbagai gerakan desintegrasi
dan ancaman penjatuhan kekuasaan masih besar di depannya. Di antaranya adalah
keponakan Sultan Sher Shah bernama Sultan Muhammad Adil Shah yang bekerjasama
dengan panglima bangsa Hindu bernama Hemu. Tetapi kemudian Hemu justru
melakukan perlawanan sendiri dengan menobatkan diri sebagai Vikramaditya (gelar
Chandragupta II yang mashur pada abad IV M). Upaya penggulingan Sultan Akbar
gagal, bahkan kemudian Delhi dapat direbut kembali dan perluasan kekuasaan
terus dilakukan dengan gemilang. Pada tahun 1576 Rajputana, Gujarat, dan
Bengala telah berhasil dikuasai Sultan Akbar. Dengan demikian pintu barat dan
timur melalui laut di India telah dikuasai Sultan Akbar. Pada waktu naik tahta,
Sultan Akbar baru berumur 13 tahun, sehingga kekuasaan kerajaan dipangku oleh
wazir bernama Bairam Khan. Wazir ini pulalah yang menjadi guru Akbar sejak
kecil sampai naik tahta. Setelah berusia 18 tahun, Akbar mulai melepas berbagai
ketergantungan kepada orang lain. Upaya yang dilakukan Akbar adalah melepaskan
diri dari berbagai orang, keluarga, dan bangsawan yang terlalu mempengaruhi
dirinya. Akbar memiliki pemikiran ke depan untuk membangun India sebagai negara
besar. Prestasi politik gemilang Sultan Akbar adalah keberhasilannya
mempersatukan berbagai daerah di India dalam kesultanan Moghul. Usaha ini bukan
hal yang mudah, mengingat pada masa tersebut masih berkembang beberapa kerajaan
Hindu dan Islam yang merdeka. Kegigihan dan kegagahan pasukan perang Akbar
akhirnya berhasil menaklukan satu demi satu berbagai kerajaan di India.
Kegemilangan penguasaan dimulai dalam mematahkan gerakan perlawanan bangsa
Rajput yang tidak mau tunduk pada kekuasaan Moghul. Dikisahkan bahwa dalam
menundukkan perlawanan tersebut pasukan Moghul membutuhkan waktu 7 bulan
menggempur benteng Chitor di Udaipur. Kekalahan bangsa Rajput pada masa
tersebut ditandai oleh kejadian dramatis. Sisa-sisa pasukan Rajput melakukan
perlawanan puputan (habis-habisan). Orang tua, wanita, dan anak-anak melakukan
bunuh diri setelah pasukan Rajput tidak lagi mampu membendung pasukan Moghul.
Setidaknya 30 000 korban tewas atau bunuh diri dalam pembasmian perlawanan bangsa
Rajput.
Keberhasilan
awal Sultan Akbar diikuti oleh kegemilangan terhadap perluasan kekuasaan
selanjutnya. Tahun 1573 Gujarat berhasil dikuasai kemudian disusul Bengala
tahun 1576. Akbar telah berhasil menguasai daerah-daerah penting India.
Menjelang wafatnya tahun 1605, kekuasaan Moghul semakin mantap. Akbar juga
melakukan akomodasi dengan masyarakat Hindu dengan melakukan berbagai kebijakan
seperti penghapusan Jizya dan Djazia, pelarangan penyembelihan sapi, bahkan
mengangkat beberapa orang Hindu untuk menduduki menteri-menteri dan pimpinan
pasukan.
3. Sultan
Jahangir (1605-1628)
Salim ,
putra Akbar dinobatkan sebagai raja Moghul dengan gelar Sultan Nurud’din
Muhammad Jahangir Pasha Ghazi. Jahangir kontras dengan bapaknya dalam
menegakkan pemerintahan Moghul terutama dalam menghadapi kelompok Hindu. Dia
menghadapi konflik luar biasa dengan anaknya sendiri, sampai kemudian meninggal
tahun 1627 menyisakan konflik kerajaan. Kedua putranya bernama Shah Jahan dan
Azaf Khan sama-sama berhasrat menggantikan ayahnya.
4. Masa
pemerintahan Sultan Shah Jahan (1628-1658)
Shah Jahan
akhirnya memenangkan persaingan untuk menggantikan Jahangir sebagai sultan
Moghul. Pemerintahan masa Shah Jahan masih menghadapi berbagai gejolak dalam
negeri dan ancaman perebutan kekuasaan dari negara-negara lain. Shah Jahan
melanjutkan politik Sultan Akbar dengan melakukan penaklukan berbagai daerah
untuk meredam pemberontakan dan memperluas kerajaan. Pada tahun 1636 dua
kerajaan penting berhasil dikuasai yakni Ahmadnagar dan Bijabur9. Pada saat
perluasan kekuasaan permaisurinya yang bernama Mumtaz-i-Mahal, istri yang amat
dicintainya meninggal pada saat perang. Shah Jahan begitu kehilangan istri yang
amat cantik dan dicintainya. Peninggalan makam dan masjid Tajmahal yang saat
ini merupakan salah satu 7 keajaiban dunia merupakan tanda kasih Shah Jahan
kepada istrinya. Shah Jahan memiliki putra bernama Aurangzeb yang diberi
kekuasaan di Decaan. Aurangzeb berhasil membuat stabilitas di Decaan terutama
dalam menghadapi kekuatan kerajaan Hindu yang masih berusaha menolak kekuasaan
Islam.. Persaingan paling kuat adalah antara Aurangzib dengan Dara Sikhoh.
Dalam persaingan tersebut Aurangzib berhasil mengalahkan Dara Shikoh, dan
mengambil alih kekuasaan Sultan Moghul tahun 1658. Sementara selama 7 tahun
Shah Jahan menghabiskan waktunya di dalam benteng Agra hingga wafat
menjemputnya. Shah Jahan, raja yang berambisius telah meninggalkan berbagai
bangunan penting pada masa kesultanan Moghul yang menandai kebesaran kebudayaan
kerajaan Moghul.
C.
Gerakan Islam dan pemikiran para tokoh
di India
1. Gerakan
Mujahidin
- Sayyid Ahmad.
Dengan golongan Mujahidinnya Sayyid Ahmad mencoba memulai peperangan
terhadap golongan sikh di India Utara.Peperangan ini berbuah kemenangan pada kelompok
Mujahidin, mereka dapat menguasai Akora yang merupakan pusat kekuatan golongan
Sikh.
Ide atau
pemikiran yang dimunculkan oleh Sayyid Ahmad ialah merubah sistem pemerintahan
dari monarki kepada sistem imamah, yaitu negara dipimpin oleh seorang imam.
Sistem
pemerintahan imamah dibentuk pada tahun 1827, dalam menjalankan tugasnya, imam
mengangkat seorang khalifah sebagai wakilnya di kota-kota penting.
Diantara tugas mereka yaitu mengumpulkan zakat untuk pemerintahan imam dan
mencari mujahidin untuk meneruskan jihad.
Namun, sistem imamah yang didirikan oleh Sayyid Ahmad tidak bertahan lama,
golongan Sikh menganggap gerakan Mujahidin mengancam kekuasaan mereka. Golongan
Sikh di bantu oleh golongan-golongan non muslim seperti golongan Barakzai
melangsungkan pertempuran di Balekot dan pada pertempuran inilah Sayyid Ahmad
mati terbunuh.
2. Gerakan
Intelektual
- Muhammad Qasim Nanantawi dan Mawlana Ishaq (Madrasah Deoband)
Sepeninggalan Sayyid Ahmad Syahid, gerakan intelektual melawan kolonial
Inggris terus dilakukan oleh para pengikut Sayyid Ahmad Syahid. Pada tahun 1857
madrasah Deoband melalui Mawlana Muhammad Qasim Nanantawi dan Mawlana Ishaq,
seorang cucu dari Syah Abdul Aziz ditingkatkan menjadi perguruan tinggi.
Ide-ide Syah Waliullah yang kemudian ditonjolkan oleh sayyid Ahmad Syahid
dan gerakan Mujahidin, itulah menjadi pegangan bagi Deoband.
Ide-ide itu meliputi:
1) Bidang agama, pemurnian ajaran Islam India dari
paham-paham salah yag dibawa tarekat dan dari keyakinan animisme lama dan
pemurnian dari perkatek keagamaan seperti bid'ah.
2) Bidang politik dan pendidikan, Deoband mengambil sikap
anti Inggris. Sikap anti inggris ini dilator belakangi oleh para pendiri
deoband mayoritas pemuka gerakan mujahidin. Mereka mendirikan deoband untuk
menentang pendidikan sekuler inggris dan juga sebagai reaksi terhadap usaha
kristenisasi di India.
3. Gerakan Aligarh
1) Sayid Ahmad
Khan (1817-1898)
Sayid Ahmad Khan lahir pada tahun 1817 Masehi keturunan dari Rasulullah
Muhammad SAW, dari pihak Husein. Neneknya adalah seorang pembesar istana di
zaman Alamghir II (1754-1759). Pendidikan yang ia tempuh melalui pendidikan
tradisional dalam pengetahuan agama dan disamping bahasa Arab ia juga belajar
bahasa Inggris.
Menurut pemikiran Sayid Ahmad Khan kemajuan ummat Islam bukan cara memusuhi
Inggris dan bekerja sama dengan Hindu, tetapi harus dekat dengan orang-orang
Inggris, karena kamajuan Islam tidak terlepas dari penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern. Sedangkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern banyak
dihasilkan oleh orang-orang Inggris. Penafsiran dan interpretasi yang
diberikannya terhadap ajaran-ajaran Islam lebih dapat diterima oleh golongan
terpelajar (Islam) dibandi dari hasil penafsiran yang lama atau sebelumnya.
Pemikirannya dalam keagamaan itu antara lain :
Pemikirannya dalam keagamaan itu antara lain :
a) Perkawinan
menganut asas monogami, poligami bertentangan dengan semangat.
b) Islam dan hal ini tidak akan diizinkan kecuali dalam
keadaan memaksa.
c) Islam dengan tegas melarang perbudakan, termasuk
perbudakan dari tawanan perang, meskipun syariat memperkanankannya.
d) Bank Modern, transaksi perdagangan, pinjaman serta
perdagangan internasional yang meliputi ekonomi modern, meskipun semua itu
mencakup pembayaran bunga, tidaklah dianggap riba, karena hal itu tidak
bertentangan dengan hukum Al-Qur'an.
e) Hukum potong tangan yang didasarkan pada Al-Qur'an dan
Sunnah bagi pencuri, lemparan batu serta cambukan 100 kali bagi pezina hanya
sesuai dengan masyarakat primitif yang kekurangan tempat penjara atau tidak
mempunyai penjara.
2) Nawab Muhsin Al-Mulk
Setelah Sayyid Ahmad Khan menghadapi masa tua, pimpinan Muhammedan Angol
Oriental Conference (M.A.O.C.) pindah ketangan Sayyid Mahdi Ali yang lebih
dikenal dengan nama Nawab Muhsin Al-Mulk (1837-1907).Pada mulanya ia adalah pegawai
Serikat India Timur, kemudian menjadi pembesar di Hyderabad. Ia pernah
berkunjung ke Inggris untuk keperluan Pemerintah Hyderabad.
Di tahun
1863 ia berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan dan antara keduanya terjalin tali
persahabatan yang erat. la banyak rnenulis artikel Tahzib Al Akhlaq dan
kemudian juga di majalah yang diterbitkan M.A.O.C. la pindah ke Aligarh dan
menetap di sana mulai dari tahun 1893. Pada tahun 1897 ia menggantikankan
kedudukan Sayyid Ahmad Khan di M.A.O.C. Ia mempunyai jasa yang besar dalam
menyebarkan ide ide Sayyid Ahmad Khan yang- dilakukannya melalui Muhammedan
Educational Conference[4]
Muhsin
al-Mulk tidak hanya membawa para ulama dekat dengan Aligarh, lebih jauh ia
mampu menarik beberapa lawan politik pendiri Perguruan Tinggi tersebut. Ia
adalah orang yang paling cinta damai, namun ia dihadapkan juga kepada
kontraversi Hindu-Urdu yang telah ada sejak akhir-akhir kehidupan Sayyid Ahmad
Khan. Inilah yang pada akhirnya menyebabkan ia mengundurkan dari Perguruan
Tinggi tersebut. Ia wafat 16 Oktober 1907, dan dikuburkan di samping
kuburan Sayyid Ahmad Khan di Aligarh[5]
Yang menjadi perbedaan faham keagamaan dan politik Aligarh dan
Deoband. Dari segi
politik Deoband anti terhadap Inggris dan Aligarh justru sebaliknya pro
terhadap Inggris. Dari segi keagamaan Deoband tetap mempertahankan taklid
kepada ulama' klasik dan menutup pintu ijtihad, beda halnya dengan gerakan
Aligarh mereka tidak menutup pintu ijtihad. Tetapi pada akhirnya sikap Deoband
yang tadinya keras bisa melembut dan berubah terhadap sikap yang tadinya
mempertahankan tradisi dan menutup pintu ijtihad, perlahan mulai membuka pintu
ijtihad. Karena "Dalam menghadapi golongan ulama Nawab Muhsin al-Mulk
bersikap lebih lembut dari Sayyid Ahmad Khan."
Dari bidang politik Nawab Muhsin Al-Mulk jelas terlihat. Nawab Muhsin
Al-Mulk tidak ragu-ragu memasuki bidang politik. Ini terlihat dari usahanya
dalam membentuk Delegasi Umat Islam India karena pada waktu itu pemimpin
–pemimpin Islam India yang duduk di dalam Dewan-Dewan Perwakilan Daerah melihat
bahwa. sebagai minoritas umat Islam tidak dapat menandingi golongan mayoritas Hindu,
dalam pemilihan yang akan diadakan. Oleh karena itu, kepada umat Islam harus
diberikan daerah-daerah pemilihan terpisah. Delegasi umat Islam India diterima oleh Lord Minto dan
tuntutan diterima. Peristiwa itulah yang membawa kepada terbentuknya Liga
Muslimin India di tahun itu juga 1906[7]
3) Viqar Al-Mulk
Pemimpin lain yang berpengaruh ialah Viqar al Mulk (1841 1917). Ia semenjak
muda telah menjadi pembantu dan pengikut Sayyid Ahmad Khan. Di tahun 1907 ia
menggantikan Nawab Muhsin AI Mulk dalam pimpinan M.A.O.C.
Masa inilah terjadinya perubahan-perubahan besar dalam adminsitrasi
Perguruan Tinggi Aligarh, bahkan dalam kebijaksanaan politik umat muslim India.
Viqar
al-Mulk bernama Mushtaq Hussain yang lahir 1841, di Distrik Moradabad, United
Pravinces. Ia adalah rekan Sayyid Ahmad Khan dan juga Muhsin al-Mulk. Bersama dengan
Muhsin al-Mulk ia selalu bekerja sama dalam masalah administrasi Aligarh. Dan
setelah Muhsin al-Mulk meninggal pada tahun 1907, ia dipilih menjadi Sekretaris
Badan Pendiri.
Pada masa Viqar ini terjadi pertentangan antara Viqar al -Mulk dengan Mr.
Archbold yang menjadi Direktur M.A.O.C. di waktu itu. Dalam pertentangan ini
Gubernur Daerah menyebelah Archbold sedang Viqar al Mulk disokong oleh Agha
Khan serta Amir Ali dan selanjutnya oleh masyarakat Islam di luar. Archbold
akhirnya terpaksa mengundurkan diri. Kekuasaan Iriggris di M.A.O.C. dari
semenjak itu mulai berkurang. Pada masa Viqar inilah berakhirnya kontraversi
tentang administrasi Perguruan Tinggi, dan di mulainya era baru bagi perjalanan
Aligarh.
Ini berarti
bahwa di masa Sayyid Ahmad Khan dan Nawab Muhsin Al-Mulk kekuasan besar yang
menjadi direktur M.A.O.C. yang pada saat itu ialah orang Inggris, tetapi pada
masa Viqar Al-Mulk kekuasan besar yang menjadi direktur M.A.O.C. yang dipegang
oleh orang Inggris berkurang. Karena tersingkirnya orang Inggris (Archbold)
yang menjadi direktur dalam M.A.O.C. yang mengundurkan diri akibat terjadinya
pertentangan antara dia dengan Viqar Al-Mulk yang banyak mendapat dukungan atau
sokongan dari masyarakat Islam di luar.
4) Altaf Husain
Ali
Tokoh India
lainnya yang terkenal sebagai penyebar ide ide pembaharuan Sayyid Ahmad Khan
adalah Altaf Husain Hali (1837- 1914). Ia pernah bekerja sebagai penerjemah di
kantor Pemerintah Inggeris di Lahore, tetapi kemudian pindah ke Delhi. Di sinilah ia berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan dan keduanya menjadi
teman baik. Hali terkenal sebagai seorang penyair, tetapi ia juga menulis
karangan karangan untuk Tahzib Al Akhlaq. Atas permintaan Sayyid Ahmad Khan ia
menulis syair tentang peradaban Islam di Zaman Klasik. Keluarlah di tahun 1879
apa yang terkenal dengan nama Musaddas. Syair itu antara lain juga mengandung ide
ide Aligarh. Musaddas sangat berpengaruh terhadap ummat Islam India, sehingga
dikatakan bahwa di samping MAOC dan Muhammedan Educational Conference.
Musadddas lah yang mempunyai jasa besar dalam mempopulerkan gerakan Aligarh[9]
Ia menyebarkan ide – ide pembaharuan gerakan Aligarh dengan cara yang
berbeda dari tokoh yang lain. Ia menyebarkan ide –ide pembaharuan melalui syair
yang terkenal dengan nama musaddas.
Dalam bidang politik ia berpandangan bahwa umat Islam India merupakan suatu
kesatuan tersendiri di samping umat Hindu. Tetapi bukan anti Hindu.
Semangat patriotisme Hali ini terlihat dalam Syairnya: Jika Anda ingin
kebaikan dari negerimu. Maka janganlah menganggap sebagai orang asing sesama
patriot dari tanah airmu, Apakah ia Muslim atau Hindu, Apakah Budhis atau
Brahma, Pandanglah mereka dengan mata persahabatan yang syahdu, Anggaplah
mereka seperti bagian hitam dari matamu.
Dalam dunia pendidikan ia berbeda pendapat menurutnya pendidikan wanita ia
lebih bersifat progresif. Sedangkan, Sayyid Ahmad Khan yang memandang kaum
wanita belum perlu mendapatkan pendidikan sebagaimana kaum laki-laki.
5) Chiragh Ali
Chiragh Ali
adalah murid Sayyid Ahmad Khan. Ia melakukan studi banding tentang Bibble
dengan Al-Qur'an, sebagai upaya untuk berargumentasi dengan penganut kitab
Bible. Ia juga melakukan penelitian kembali sumber-sember hukum Islam. Hasil
dari penelitiannya menunjukkan bahwa Islam tidak terikat pada sistem sosial
tertentu. Akhirnya ia pun memunculkan suatu penafsiran yang menyeluruh dan
pembaruan dalam lapangan hukum dan politik yang didasarkan atas Al-Qur'an.
Menurutnya
Al-Quran bukan merupakan penghalang kemajuan spiritual dan tidak melarang
kebebasan berfikir di antara kaum muslimin serta bukan penghalang inovasi dalam
segala aspek kehidupan baik dalam politik sosial, pemikiran maupun segi moral.
Ini berarti
bahwa ia berpendapat Islam harus beradaptasi dengan kondisi zaman yang
berubah-ubah, agar senantiasa mampu hadir ke tengah-tengah umat dalam
menyelesaikan problematika kehidupan yang terjadi. Islam yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad di dalamnya terdapat elastisitas atau fleksibel yang memungkinkan
bagi Islam untuk beradaptasi terhadap perkara politik dan sosial yang terjadi
di sekitarnya. Tetapi Islam tidak menentukan sistem sosial atau politik
tertentu. Inti pemikirannya tidak berbeda nyata dengan gurunya Sayyid Ahmad
Khan
6) Maulvi Nazir
Ahmad
Beliau termasuk orang menyebarkan ide –ide pembaharuan dengan cara yang
berbeda yaitu melalui gerakan keilmiahan. Karangan – karangannya berkisar
sekitar soal agama, budi pekerti, dan problem –problem sosial.
Maulvi berpendapat kemunduran umat Islam, terletak pada umat Islam itu
sendiri dan bukan dating dari luar.Umat Islam tidak hidup lagi sesuai dengan
ajaran-ajaran agama. Ia juga menerjemahkan Al-Qur'an dalam bahasa Urdu yang
pada saat itu banyak dibaca dan berpengaruh pada masyarakat Islam India, dari
hal itu gerakan Aligarh semakin dekat dengan golongan ulama' India.
7) Muhammad Shibli
Nu'mani
Muhammad
Syibli Nu'mani (1857 1914) diangkat pada tahun 1883 sebagai Asisten Profesor
Bahasa Arab di Aligarh. Ia mempunyai pendidikan madrasah tradisional dan pernah
pergi ke Mekah dan Medinah memperdalam pengetahuannya tentang agama Islam.
Setelah Sayyid Ahmad Khan wafat meninggal¬kan M.A.O.C.
Ketika di M.A.O.C. ia berjumpa dengan ide ide baru yang dikemukakan oleh Gerakan Aligarh dan tertarik padanya. Latar belakang pendidikan madrasahnya, membuat ia tidak mempunyai sikap se-liberal Sayyid Ahmad Khan. Tetapi ia tidak menentang pemakaian akal dalam soal-soal agama; mempelajari falsafat barat yakin bukanlah haram. Ulama-ulama zaman klasik juga mempelajari dan mengetahui falsafat. Mereka, demikian argumennya lebih lanjut, menyetujui pelajaran falsafat pemikiran modern dalam bentuk moderat dapat diterimanya.[10]
Ketika di M.A.O.C. ia berjumpa dengan ide ide baru yang dikemukakan oleh Gerakan Aligarh dan tertarik padanya. Latar belakang pendidikan madrasahnya, membuat ia tidak mempunyai sikap se-liberal Sayyid Ahmad Khan. Tetapi ia tidak menentang pemakaian akal dalam soal-soal agama; mempelajari falsafat barat yakin bukanlah haram. Ulama-ulama zaman klasik juga mempelajari dan mengetahui falsafat. Mereka, demikian argumennya lebih lanjut, menyetujui pelajaran falsafat pemikiran modern dalam bentuk moderat dapat diterimanya.[10]
Pada tahun 1894 ia mendirikan "Nadwah Ulama" yang diawali dengan semangat
yang tinggi. Sehingga, Suleman Nadwi, pengganti Syibli menyatakan bahwa
"banyak orang percaya bahwa hal ini akan membawa kepada berdirinya
pemerintahan ulama". Inilah nampaknya gerakan tandingan yang pada akhirnya membawa Aligarh
kepada kemunduran.
Banyak
kritik-kritik yang dilontarkan Syibli kepada Aligarh, dia tidak terkesan dengan
hasil-hasil intelektual pendidikan modern, karena perlakuan yang ia terima
sebagai Asisten Profesor bahasa. Pada akhirnya ia meninggalkan MAOC dan pergi
ke Lucknow untuk memimpin perguruan tinggi Nadwat al-Ulama. Pemikiran modern
moderat yang dianutnya membawa perobahan pada perguruan tinggi ini.
Kritik
Syibli yang membawa kepada sikap meninggalkan Aligarh adalah bahwa sejak masa
Sayyid Ahmad Khan telah terjadi pemisahan agama dari politik. Walaupun pada
kenyataannya Sayyid Ahmad Khan sangat memperhatikan agama, Shibli percaya bahwa
agama sebagai bantuan untuk tujuan-tujuan duniawi. Ini barangkali obsesi masa
lalu ketika para ulama memegang kekuasaan spiritual sekaligus duniawi.
Pada masa
inilah, gaung Aligarh mulai memudar, namun ide-ide pembaharuan yang dicetuskan
melalui lembaga ini terus dikembangkan oleh tokoh-tokoh yang lahir kemudian
D. Gerakan Sayyid Amir Ali
Sayyid Amir
Ali berasal dari keluarga Syi'ah yang di zaman Nadir Syah (1736 – 1747) pindah
dari Khurasan di Persia ke India. Keluarga itu kemudian bekerja di Istana raja
Mughal. Sayyid Amir Ali lahir di tahun 1849, dan meninggal dalam usia tujuh
puluh sembilan pada tahun 1928. pendidikannya ia peroleh dari perguruan tinggi
Muhsiniyya yang berada didekat Kalkuta. Disinilah ia belajar bahasa Arab. Selanjutnya ia belajar bahasa Inggris dan kemudian juga sastra Inggris dan
hukum Inggris.
Di tahun 1869 ia pergi ke Inggris untuk meneruskan studi dan selesai
ditahun 1873 dengan memperoleh kesarjanaan dalam bidang hukum. Selesai dari
studi ia kembali ke India dan pernah bekerja sebagai pegawai Pemerintah
Inggris, pengacara, hakim, dan guru besar dalam hukum Islam. Di tahun 1883 ia
diangkat menjadi salah satu dari ketiga anggota Majlis Wakil Raja Inggris di
India. Ia adalah satu-satunya anggota Islam dalam Majlis itu.
Beliau tidak anti pati terhadap dunia politik bahkan ia memasuki dunia
politik. Ini
tercermin pada tahun 1877 ia membentuk National Muhammedan Association, sebagai
wadah persatuan umat Islam dan untuk melatih mereka dalam bidang politik.
Amir Ali
juga berpendapat dan berkeyakinan bahwa Islam bukanlah agama yang membawa
kepada kemunduran sebaliknya Islam adalah agama yang membawa kepada kemajuan
dan untuk membuktikannya ia mengajak meninjau kembali sejarah masa lampau bahwa
agama bukanlah yang menyebabkan kemunduran dan menghambat kemajuan. Ia tidak
menutup pintu ijtihad melainkan membuka pintu ijtihad. Pada pendapat lain juga
memberikan pendapat bahwa menggunakan akal bukan suatu dosa dan
kejahatan. Bahkan ia memberikan ayat-atat dan hadits-hadits untuk menunjang argumen
–argumen untuk menyatakan bahwa ajaran – ajaran itu tidak bertentangan dengan
pemikiran akal.
Sayyid Amir Ali untuk memajukan umat Islam ia berpendirian tidak ingin
bergantung atau berkiblat kepada ketinggian dan kekuatan Barat seperti halnya
dengan Sayyid Ahmad Khan. Sayyid Amir Ali dalam memajukan umat Islam ia
berpatokan dan berkiblat pada ilmu pengetahuan yang dicapai oleh umat Islam di zaman
itu, karena mereka kuat berpegang pada ajaran Nabi Muhammad Saw. dan berusaha
keras untuk melaksanakannya.
E. Gerakan Muhammad Iqbal dan Jinnah
Muhammad Iqbal berasal dari keluarga golongan menengah di Punjab dan lahir
di Sialkot pada tahun 1876. untuk meneruskan studi ia kemudian pergi ke Lahore
dan belajar di sana sampai ia memperoleh gelar kesarjanaan M.A. Ditahun 1905 ia
pergi ke Inggris dan masuk ke Universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat.
Dua tahun kemudian ia pindah ke Munich di Jerman, dan di sanalah ia memperoleh
gelar Ph.D, dalam tasawuf.
Pada tahun 1908 ia berada kembali ke Lahore dan di samping pekerjaannya
sebagai pengacara ia menjadi dosen filsafat. Kemudian ia memasuki dunia politik
dan di tahun 1930 dipilih menjadi Presiden Liga Muslimin. Ia wafat dalam usia
enam puluh dua tahun ia meninggal di tahun 1938(harun,h. 190-191).
Muhammad Iqbal berpendapat kemunduran umat Islam selama lima ratus tahun
terakhir disebabkan oleh kebekuan dalam pemikiran. Hukum dalam Islam telah
sampai kepada statis. Penyebab lain ialah terletak pengaruh zuhd yang terdapat
pada ajaran tasawuf. Zuhd, perhatian harus dipusatkan kepada tuhan. Hal itu
akhirnya membawa kepada keadaan umat kurang mementingkan soal kemasyarakatan
dalam Islam. Kemudian menjadi penyebab juga katanya ialah hancurnya Baghdad,
sebagai pusat kemujaun pemikiran umat Idlam dipertengahan amat ketiga belas.
Pada saat itu pintu ijtihad mereka tertutup.
Menurut Muhammad Iqbal hukum dalam Islam sebenarnya tidak bersifat statis,
tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pintu ijtihad tidak
pernah tertutup. Islam, menurut Iqbal pada hakekatnya mengajarkan dinamisme.
Dalam syair-syairnya ia mendorong umat Islam supaya bergerak dan jangan
tinggal diam. Inti sari hidup menurutnya adalah gerak, sedangkan hukum hidup
ialah menciptakan, maka ia berseru kepada umat Islam supaya bangun dan
menciptakan dunia baru.
Di India
terdapat dua umat besar, demikian menurut Iqbal. India pada hakekatnya tersusun
dari dua bangsa, bangsa Islam dan bangsa Hindu. Umat Islam India harus menuju
pada pembentukan Negara tersendiri terpisah dari Negara Hindu di India.
Tetapi yang
patut diingat bahwa bibit ide untuk membentuk Negara tersendiri sebelumnya
sudah dalam ide politik yang ditimbulkan oleh Sayyid Ahmad Khan, tetapi ide dan
tujuan membentuk Negara tersendiri diumumkan secara resmi dan kemudian menjadi
tujuan perjuangan nasional umat Islam India ialah oleh Muhammad Iqbal Dan
Jinnah-lah memperjuangkannya sehingga Pakistan mempunyai wujud.
BAB III
KESIMPULAN
Sejarah masuknya Islam ke India
memiliki hubungan terhadap berdirinya negara Pakistan.Pada Awal proses
Islamisasi di India tidak berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan adanya
perlawanan yang dilakukan oleh ksatria Hindu dalam memerangi masuknya Islam di
India. Pada abad IX dan X dinasti Gurjara – Pratihara yang berasal dari
Rajastan, menguasai Kanyakubja, yang rupanya sangat berpengaruh di India Utara.
Pada masa itu, mereka menolak mundur serangan Arab yang terjadi pada tahun 712,
setelah bangsa Arab tersebut menduduki Sindhu (atau sekarang menjadi Pakistan)
.Dalam proses penyebarannya agama Islam memerlukan waktu yang cukup lama hingga
berabad-abad lamanya untuk dapat menyebar ke seluruh wilayah India. Hal ini
dikarenakan, ada banyak faktor yang menyebabkan orang India berbondong-bondong
menganut ajaran Islam seperti, pernikahanan, integritas ekonomi, ingin terbebas
dari struktur kasta, serta tersentuh dengan dakwah yang dilakukan para tokoh
sufi. Struktur kasta menyebabkan adanya tingkatan golongan rendah dan atas, dan
sangat merugikan golongan rendah misalnya seperti rakyat jelata. Berbeda dengan
Hindu, Islam datang membawa bentuk kehidupan yang berbeda dimana semua umat
pemeluknya memiliki tingkatan yang sama tidak ada penggolongan kelompok.
Masuknya Islam ke India memiliki sejarah yang panjang, pada awalnya
perkembangan Islam di India mendapat perlawanan dari ksatria Hindu. Namun, pada
akhirnya Islam menyebar di India pada abad ke 15. Penyebaran Islam ditandai
dengan kejayaan Kerajaan Mugol yang merupakan kerajaan Islam di India.
DAFTAR PUSTAKA
Harun Nasution. 1990. pembaharuan dalam Islam Sejarah
pemikiran dan pergerakan. Bulan Bintang : Jakarta.
Mukti Ali, Alam Pikiran
Islam Modern di India dan Pakistan, Bandung: Mizan, 1993 .http://www.fimadani.com/taj-mahal-saksi-perkembangan-islam-india/
Erwin,
Tuti Nuriah. 1990. Asia
Selatan dalam Sejarah. Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Indonesia.
Kuntowijoyo.
2001. Muslim Tanpa Masjid,
Essai-essai Agama, Budaya, dan Politik dalam Bingkai Strukturalisme
Transendental. Bandung: Mizan.
Mulia,
TSG. 1952. India Sejarah
Politik dan Pergerakan Kebangsaan. Jakarta: Balai Pustaka.
Wahid,
Abdurrahman. 2001. Pergulatan
Negara, agama dan Kebudayaan. Depok: Desantara.
Langganan:
Postingan (Atom)